MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1.
Pengertian
Model Pembelajaran
ü
Model pembelajaran adalah suatu design yang
menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005).
ü
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 :
203), pengertian strategi (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya
bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2)
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
ü
Model pembelajaran ialah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun
tutorial. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk memperoleh tujuan belajar.
2.
Model-Model
Pembelajaran.
ü Model
Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran
langsung menekankan pada penguasaan konsep dan atau perubahan perilaku dengan
mengutamakan pendekatan deduktif. Pembelajaran langsung atau Direct instruction dikenal dengan
sebutan Active Teaching.Pembelajaran
langsung juga dinamakan whole-class
teaching.Teori pendukung pembelajaran langsung adalah teori behaviorisme
dan teori belajar sosial.Berdasarkan kedua teori tersebut, pembelajaran langsung
menekankan belajar sebagai perubahan perilaku. Behaviorisme menekankan belajar
sebagai proses stimulus – respon bersifat mekanis, teori belajar sosial
beraksentuasi pada perubahan perilaku bersifat organis melalui peniruan.
Sintaks
model pembelajaran langsung:
FASE-FASE
|
PERILAKU
GURU
|
Fase
1: Establishing Set
Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan peserta didik.
|
Menjelaskan
tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, mempersiapkan
peserta didik untuk belajar
|
Fase
2: Demonstrating
Mendemonstrasikan
pengetahuan atau ketrampilan
|
Mendemonstrasikan
ketrampilan yang benar, menyajikan informasi tahap demi tahap
|
Fase
3: Guided Practice.
Membimbing
pelatih
|
Merencanakan
dan memberi pelatihan awal
|
Fase
4: Feed Back.
Mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik
|
Mengecek
apakah peserta didik telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik
|
Fase
5: Extended Practice
Memberikan
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
|
Mempersiapkan
kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada situasi
yang lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
|
Kelebihan model pembelajaran
langsung:
1) Model
pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang
diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus
dicapai oleh siswa.
2) Dapat
diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3) Dapat
digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4) Dapat
menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual
yang sangat terstruktur.
5) Merupakan
cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan
yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6) Dapat
menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif
singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
7) Memungkinkan
guru
untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui
presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme
siswa.
8) Ceramah
merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang
tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan
menafsirkan informasi.
9) Secara
umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan
yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak
percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa
dan berpartisipasi dan dipermalukan.
10) Model
pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam
bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan
dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan
dihasilkan.
11) Pengajaran
yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang
dunia dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan
siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.
12) Model
pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan
mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan
cara-cara ini.
13) Ceramah
dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara
langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil
penelitian terkini.
14) Model
pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan
untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang
seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
15) Demonstrasi
memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan
bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa
tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas
tersebut.
16) Siswa
yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model
pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
17) Model
pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru
dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:
1) Model
pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan
informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak
semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa.
2) Dalam
model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar,
atau ketertarikan siswa.
3) Karena
siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4) Karena
guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran
ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan,
percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan
perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
5) Terdapat
beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi
dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran
langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,
kemandirian, dan keingintahuan siswa.
6) Model
pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator
yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model
pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak
perilaku komunikasi positif.
7) Jika
materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model
pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup
untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
8) Model
pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi
disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh
siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
9) Jika
model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan
kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi
materi yang disampaikan.
10) Jika
terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa
percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal
ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka
sendiri.
11) Karena
model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit
untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat
siswa tidak paham atau salah paham.
12) Demonstrasi
sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa
bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan
oleh guru.
ü Model
pembelajaran Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning).
Menurut Nur Hadi, CTL adalah konsep
belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan
dan situasi dunia nyata siswa.
Menurut Jonhson, CTL adalah sebuah
proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa
melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian
mereka.
Jadi pengertian CTL dari pendapat
para tokoh-tokoh diatas dapat kita simpulkan bahwa CTL adalah konsep belajar
yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Sintaks model
pembelajaran kontekstual:
a. Mengembangkan
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri,menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan barunya.
b.
Melaksanakan
sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic
c.
Mengembangkan
sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
d. Menciptakan
masyarakat belajar
e. Menghadirkan
model sebagia contoh belajar
f. Melakukan
refleksi diakhir pertemuan.
g. Melakukan
penialain yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Kelebihan dari model pembelajaran CTL :
a. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus
sesuai dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam
PBM.
b. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam
mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat
lebih kreatif
c. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak
ditentukan oleh guru.
e. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
f.
Membantu
siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok. Terbentuknya sikap
kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
Kelemahan
dari model pembelajaran CTL :
a.
Dalam
pemilihan informasi atau materi dikelas
didasarkan pada kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan
siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi
pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama
b.
Tidak
efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
c.
Dalam
proses pembelajaran dengan model CTL
akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang
memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri
bagi siswa yang kurang kemampuannya
d.
Bagi
siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar
ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung
dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap
pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan
mengalami kesulitan.
e.
Tidak
setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan
yang dimiliki dengan penggunaan model CTL
ini.
f.
Kemampuan
setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi
namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami
kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan
intelektualnya.
g.
Pengetahuan
yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h.
Peran
guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya
sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan
berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan.
ü Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning).
Model ini tidak dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Model ini dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah,
keterampilan intelektual, belajar berperan berbagai orang dewasa melalui
pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi self-regulated kearner.
Sintaks model pembelajaran berdasarkan masalah
Fase
|
Peran Guru
|
1. Orientasi siswa kepada masalah
|
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan segala hal yang akan dibutuhkan, memotivasi siswa
terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
|
2.
Mengorganisasi siswa untuk belajar
|
Guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah
|
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen atau pengamatan
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
|
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, melaksanakan eksperimen atau
pengamatan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan
|
Kelebihan
Model berbasis masalah:
Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran
berbasis
masalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
1.
Pemecahan
masalah merupakan teknik yang cukup bagus
untuk lebih memahami isi pelajaran.
2.
Pemecahan
masalah dapat menantang kemampuan peserta
didik serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan
baru bagi peserta didik.
3.
Pemecahan
masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
peserta didik.
4.
Pemecahan
masalah dapat membantu peserta didik bagaimana
mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
5.
Pemecahan
masalah dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6.
Melalui
pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan
dan disukai
peserta didik.
7.
Pemecahan
masalah dapat mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk
berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
8.
Pemecahan
masalah dapat memberikan kesempatan
pada peserta didik
untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
9.
Pemecahan
masalah dapat mengembangkan minat
peserta didik
untuk secara terus menerus belajar.
Kekurangan
Model berbasis masalah:
Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai
kelemahan, yaitu :
1.
Manakala
peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2.
Keberhasilan
strategi pembelajaran melalui problem solving
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
3.
Tanpa pemahaman mengapa ereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari.
ü Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning/CL).
Model pembelajan
kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
Sintaks model
pembelajaran langsung:
FASE
– FASE
|
PERILAKU
GURU
|
|
Fase
1 : present goals and set
Menyampaikan tujuan dan memper siapkan peserta didik
|
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan
peserta didik siap belajar.
|
|
Fase 2 : present information
Menyajikan informasi
|
Mempresentasikan informasi kepada paserta didik
secara verbal.
|
|
Fase
3 : organize students into learning teams
Mengorganisir peserta didik ke dalam tim – tim belajar
|
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang
tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi
yang efisien.
|
|
Fase 4 : assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar
|
Membantu tim- tim belajar
selama peserta didik mengerjakan tugasnya.
|
|
Fase
5 : test on the materials
Mengevaluasi
|
Menguji
pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau
kelompok- kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
|
Fase 6 : provide recognition
Memberikan
pengakuan atau penghargaan
|
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu
maupun kelompok.
|
Kelebihan model
pmbelajaran kooperatif:
a. Dengan
pembelajaran kooperatif maka setiap anggota dapat saling melengkapi dan
membantu dalam menyelesaikan setiap materi yang diterima sehingga setiap siswa
tidak akan merasa terbebani sendiri apabila tidak dapat mengerjakan suatu tugas
tertentu.
b. Karena
keberagaman anggota kelompok maka memiliki pemikiran yang berbeda – beda
sehingga pemikirannya menjadi luas dan mampu melihat dari sudut pandang lain
untuk melengkapi jawaban yang lain.
c. Pembelajaran
kooperatif cocok untuk menyelesaikan masalah – masalah yang membutuhkan
pemikiran bersama.
d. Dalam
pembelajaran kooperatif para paserta didik dapat lebih mudah memahami materi
yang disampaikan karena bekerja sama dengan teman – temannya.
e.
Dalam
pembelajaran kooperatif memupuk rasa pertemanan dan solidaritas sehingga
diantara anggotanya akan terjadi hubungan yang positif.
Kekurangan
model pembelajaran kooperatif:
a.
Dalam
pembelajaran kooperatif apabila kelompoknya tidak dapat bekerjasama dengan baik
dan kompak maka akan terjadi perselisihan karena adanya berbagai perbedaan yang
dapat menyebabkan perselisihan.
b.
Terkadang
ada anggota yang lebih mendominasi kelompok dan ada yang hanya diam, sehingga
pembagian tugas tidak merata.
c.
Dalam
pembelajarannya memerlukan waktu yang cukup lama sebab harus saling berdiskusi
bersama teman – teman lain untuk menyatukan pendapat dan pandangan yang
dianggap benar.
d.
Karena sebagian pengetahuan didapat dari teman dan yang menerangkan
teman maka terkadang agak sulit dimengerti, sebab pengetahuan terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar